Workshop Employee Relations – Berdasarkan SKKNI

Menteri Ketenagakerjaan, Muhammad Hanif Dhakiri mengatakan, persaingan ketat yang bakal terjadi dalam penerapan era Masyarakat Ekonomi ASEAN (MEA) 2015 harus disikapi dengan penyediaan produk-produk buatan Indonesia berkualitas dan tenaga kerja berproduktivitas dan berdaya saing tinggi. Modal utama dalam menghadapi MEA adalah produk-produk buatan Indonesia yang memenuhi Standar Nasional Indonesia (SNI)dan tenaga kerja yang memiliki Standar Kompetensi Kerja Nasional Indonesia (SKKNI),” kata Hanif seusai membuka acara Seminar World Plumbing Day And Launching Of Standar Nasional Indonesia (SNI) Plumbing Systems. Di Jakarta Rabu (18/3/2015).

Persaingan ketat dalam dunia bisnis khususnya menyambut penerapan era MEA 2015, menuntut tenaga kerja yang berdaya saing tinggi, tak terkecuali pelaku dan pengelola manajemen SDM di setiap organisasi.

Standar kompetensi bidang manajemen SDM, yang diharapkan dapat menjadi acuan standar dalam pengembangan kualitas dan kapasitas pelaksana dan penanggung jawab manajemen SDM, sudah resmi diluncurkan dengan disahkannya Permenakertrans No. 307 Tahun 2014.

Paket regulasi yang akan mewajibkan para pelaksana dan penanggung jawab manajemen SDM memiliki sertifikasi SKKNI juga segera meluncur. Untuk itu, PT Ekalavya Prima* meluncurkan serangkaian workshop untuk mempersiapkan para pelaku dan penanggung jawab manajemen SDM menghadapi ujian sertifikasi SKKNI di bidang Manajemen SDM. Dipandu para fasilitator berpengalaman sebagai praktisi SDM, workshop ini akan menggunakan pendekatan aplikatif yang menekankan pengembangan ketrampilan para peserta selain tentunya pengetahuan dan sikap kerja yang dibutuhkan untuk mengoptimalkan keterampilan tersebut.

Pkl. 08.00-17.00 WIB
Ibis Cawang Hotel

MENYUSUN PROGRAM EMPLOYEE RELATIONS
Berdasarkan SKKNI MSDM KepMenakertrans 307/ 2014
Kode Unit Kompetensi: M 701001.073.01 – M 701001.074.01 – M 701001.076.01

Workshop Objectives:

  1. Dapat memahami tujuan penyusunan program employee relations dalam kaitannya dengan pengelolaan SDM di organisasi
  2. Dapat menjelaskan faktor-faktor yang menyebabkan pekerja mau memberikan usaha lebih dari yang ditargetkan , termasuk kondisi work-life balance dari pekerja.
  3. Dapat merumuskan indikator perilaku yang sesuai dengan nilai dan budaya organisasi.
  4. Mampu mengidentifikasi hubungan kerja yang produktif dan non produktif serta alternatif sarana komunikasi yang dapat digunakan organisasi dalam membangun hubungan industrial yang harmonis antara pekerja dan organisasi
  5. Mampu menyusun rencana tindakan yang dapat membangun keterlekatan pekerja dan hubungan kerja yang produktif, termasuk apresiasi dan sanksi yang dapat diterapkan serta pelaksanaan komunikasi organisasi yang efektif.
  6. Memiliki kesadaran pada aspek pemikiran konseptual dan analitis, sikap proaktif dalam merencanakan dan mengkoordinasikan pelaksanaan program serta komunikasi yang efektif dan persuasif dalam membangun hubungan industrial yang harmonis.

INVESTASI
On Call

WAKTU
On Call